Statistika dan Peluang



STATISTIKA DAN PELUANG


A.    Statistika

Peta Konsep





 Perhatikan gambar berikut!


 
Pernahkah kalian didatangi oleh tim sensus dari pemerintah yang mendata tentang anggota keluarga, jumlah ternak, jumlah pohon yang kalian miliki dan lain sebagainya? Taukah kalian apakah yang tim sensus inginkan dari kegiatan tersebut? Pada gambar di atas adalah salah satu kegiatan sensus yang dilakukan oleh tim sensus dari pemerintah kepada warga masyarakatnya. Tujuan dari sensus ini yaitu untuk mengetahui data valid terkait kependudukan di Indonesia. Hasil dari data tersebut nantinya akan diolah oleh tim sensus sehingga menghasilkan suatu kesimpulan terkait kependudukan di Indonesia. Berbicara mengenai data dan pengolahan data erat kaitanya dengan ilmu statistika yang akan dibahas lebih lanjut dalam materi ini.

1.      Pengumpulan dan Penyajian Data
a.       Pengertian datum dan data
Pernahkah kaian mengukur tinggi badan kalian? Pernah jugakah kalian mengukur tinggi badan teman-teman kalian? Dari hasil pengukuran tinggi badan apakah yang kalian peroleh? Ya, tentunya ukuran tinggi badan baik 160 cm, 155cm ataupun yang lainnya. Dari hasil pengukuran tersebut apakah kalian mendapatkan suatu data? Lalu apakah kalian juga mendapatkan suatu datum? Kemudian apa bedanya antara data dan datum?
Untuk mengetahui pengertian dari data dan datum lakukanlah kegiatan berikut!
1)      Siapkan penggaris, buku, pensil, bolpen, dan 3 buah sedotan dengan berbagai ukuran.
2)      Ukurlah secara bergantian panjang sedotan, buku, pensil, bolpen, dan 3 buah sedotan berbagai ukuran tersebut menggunakan penggaris.
3)      Catatlah hasil pengukuran dari benda benda tersebut.
4)      Dari kegiatan di atas fakta apakah yang kalian dapatkan?
5)      Berapa jumlah fakta yang kalian dapatkan?
6)      Dapatkah kalian menyebutkan fakta-fakta tersebut?
7)      Disebut apakah fakta panjang suatu barang dari kegiatan di atas?
8)      Apakah kalian mendapatkan data dari kegiatan di atas?
9)      Dapatkah kalian menyimpulkan pengertian datum dan data?

Dari kegiatan di atas dapat kita ketahui fakta tentang ukuran panjang dari buku, pensil, bolpen, dan 3 buah sedotan dalam cm. Fakta dari ukuran panjang buku disebut sebagai fakta tunggal atau dikenal sebagai datum, sedangkan kumpulan dari datum disebut sebagi data.

 2.      Pengertian Statistika
Perhatikan gambar di bawah ini!

 
 

Apa yang kalian pikirkan setelah meliahat gambar di atas? Apa yang bisa disimpulkan setelah meliahat gambar di atas?
Pada gambar di atas terlihat seorang pedagang dan seorang pembeli pakaian. Selama tiga minggu, seorang pedagang pakaian mencatat jumlah pakaian yang terjual. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa penjualan pada minggu pertama sebanyak 100 kodi, minggu kedua sebanyak 105 kodi, dan minggu ketiga sebanyak 110 kodi. Pedagang tersebut memperkirakan penjualan pada minggu keempat sebanyak 115 kodi. Pedagang itu sebenarnya telah menggunakan statistika untuk menilai hasil pekerjaan di masa yang telah lewat dan membuat perkiraan hasil pekerjaan pada masa yang akan datang.
Dari ilustrasi di atas kita mendapatkan kata-kata data, pendataan,  perkiraan dan statistika. Dapatkah kalian menyimpulkan pengertian dari statistika?
Statistika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara cara pengumpulan data, pengolahan data, dan penarikan kesimpulan berdasarkan data tersebut.

3.      Pengertian Populasi dan Sampel
Perhatikan gambar di bawah ini!


Pada gambar di atas apakah yang dilakukan sorang pedangang? Dari semua buah-buahan, mengapa pedangang hanya menimbang buah yang dibelikan oleh pedangan saja? Disebut apakah keseluruhan dan bagian dari buah-buahan yang ditimbang itu? Dapatkah kalian menyumpulkan mengenai gambar di atas!
Pada gambar di atas terlihat bahwa seorang pedagang yang sedang menimbang buah, pedagang itu hanya menimbang buah yang dipilih oleh pembeli saja. Pembeli tersebut bernama Pak Alan, ia akan membeli 25 kg anggur. Sebelum membeli, ia mengambil beberapa anggur secara acak dari setiap keranjang untuk dicicipi rasanya. Jika rasanya manis, Pak Alan akan menganggap bahwa anggur yang akan dibeli manis, kemudian segera membelinya. Anggur yang diambil Pak Alan untuk dicicipi merupakan sampel dari seluruh anggur yang ada dalam keranjang-keranjang itu, sedangkan seluruh anggur yang ada dalam keranjang-keranjang itu merupakan populasi. Dari uraian diatas, dapatkah kalian menjelaskan pengertian dari populasi dan sampel?
Populasi adalah semua objek yang menjadi sasaran pengematan sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang diambil untuk dijadikan objek pengamatan langsung dan dijadikan dasar dalam penarikan kesimpulan mengenai populasi.
Setelah mengetahui pengertian populasi dan sempel, dari uraian berikut tentukanlah mana yang termasuk populasi dan sampel!
Seorang peneliti ingin mengetahui tingkat kecerdasan siswa-siswa SMP di Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk itu, ia mengambil beberapa siswa SMP dari setiap kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta  untuk dites.
Seluruh siswa yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan populasi, sedangkan sebagian siswa SMP dari setiap kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta  yang mengikuti tes merupakan sampel dari seluruh siswa yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta .

Perhatikan gambar berikut!
Pada Gambar 4 di atas dapat kita lihat hubungan antara populasi dan sampel, jadi sampel merupakan bagian dari populasi sedangkan populasi mencakup keseluruhan sampel. Dalam suatu penelitian, semakin besar ukuran populasi  maka semakin sulit mengamati seluruh populasi tersebut. Sehingga biasanya dalam penelitian dipilih beberapa sampel untuk diamati.
a.       Jenis-jenis data
1)      Berdasarkan jenisnya data, data dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a)      Data kategorik adalah data yang diperoleh dari pengematan sifat suatu aspek
Contoh: Golongan darah (A, B, AB, O) dan pekerjaan orang tua (pegawai negeri, petani, sopir, pegawai swasta, wirausaha, dll).
b)      Data numeric adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran
Contoh: Berat badan anak kelas VII dan umur anak kelas VIII.
2)      Sedangkan menurut sifatnya data, dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
a)      Data kuantitatif, adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Data kuantitatif terbagi atas dua bagian, yaitu data cacahan dan data ukuran.
                                                              i.        Data cacahan (data diskrit) adalah data yang diperoleh dengan cara menghitung. Misalnya data jumlah anak dalam suatu keluarga.
                                                            ii.        Data ukuran (data kontinu) adalah data yang diperoleh dengan cara mengukur. Misalnya data tinggi badan siswa.
2)      Data kualitatif, adalah data yang tidak berbentuk angka atau bilangan, misalnya, data warna dan mutu barang.

b.      Cara menumpulkan data
Berbicara mengenai statistika tentunya tidak lepas dari adanya data, data dalam statistika akan diolah sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang valid. Untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang valid maka harus dibutuhkan data yang benar-benas sesuai fakta atau kenyataan yang ada pada objek penelitian. Terdapat beberapa cara mengumpulkan data diantaranya:
1)      Wawancara
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan tanya jawab baik secara lisan, sepihak, maupun berhadapan muka, dengan arah dan tujuan yang telah ditentukan. Data diperoleh dengan cara bertanya langsung ke objek-objek yang diteliti. Sebelum melakukan wawancara sebaiknya harus dipersiapkan daftar pertanyaan yang akan ditanyakan.
2)      Pengisian lembar pertanyaan (Angket)
Angket (kuisioner) adalah pengumpulan data yang diperoleh dengan cara meminta objek untuk mengisi lembaran yang berisi daftar pertanyaan dan/atau pertanyaan tentang topik yang diteliti. Diperlukan pengetahuan tentang topik yang sedang diteliti untuk memaksimalkan kekuatan data.
3)      Pengamatan (observasi)
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan objek pengamatan.

Sering kali data yang dikumpulkan berupa bilangan desimal. Sesuai ketelitian yang dikehendaki, bilangan tersebut dapat dibulatkan. Aturan pembulatannya sebagai berikut.
Jika angka yang mengalami pembulatan lebih dari atau sama dengan 5, angka yang di depannya ditambah satu.
Jika angka yang mengalami pembulatan kurang dari 5, angka tersebut dihilangkan. Misalnya, diketahui hasil pengukuran kadar garam air laut sebesar 0,36205. Angka tersebut jika dibulatkan sampai dengan empat angka di belakang koma menjadi 0,3621, sedangkan jika dibulatkan sampai dengan dua angka di belakang koma menjadi 0,36.

c.       Penyajian data
Perhatikan gambar di bawah ini!

 Ketika SD, SMP dan SMA pasti kalian perna berkunjung ke ruang guru atau ruang kepala sekolah, di ruang itu kalian akan melihat satu atau bahkan lebih papan yang dipajang di dinding. Biasanya kalian akan melihat data prestasi sekolah, data siswa masuk dan siswa yang lulus, atau kalian akan melihat data rata-rata rapor setiap akhir semester. Data-data tersebut biasanya disajikan dalam bentuk  table dan diagram. Mengapa data tersebut disajikan dalam tabel dan diagram?
Tujuan dibuatnya tabel  dan diagram pada ruang kepala sekolah yaitu untuk menunjukkan fakta dengan jelas dan mudah dipahami serta menjadikan proses komunikasi lebih cepat dan menarik. Ada dua cara penyajian data yang sering dilakukan, yaitu dalam bentuk tabel dan diagram.

 1)      Penyajian data dalam bentuk tabel
Untuk memahami penyajian data dalam bentuk tabel lakukanlah kegiatan berikut.
a)      Siapkan alat tulis seperti buku, pensil, dan penggaris.
b)      Datalah ukuran sepatu teman-teman sekelas kalian sebanyak 30 orang.
c)      Catatlah data tersebut dalam buku atau kertas yang telah disediakan yang meliputi nama dan ukuran sepatu.
d)     Buatlah tabel yang terdiri dari 3 kolom dan 31 baris.
e)      Di atas tabel berilah judul tentang data yang kalian dapatkan.
f)       Isilah kolom pertama baris pertama dengan no urut, kolom kedua baris pertama dengan nama dan kolom keteiga baris pertama dengan ukuran sepatu.
g)      Masukkan data nama dan ukuran sepatu dari hasil pendataan yang telah kalian lakukan sebelumnya.
h)      Cantumkan sumber data yang kalian peroleh.

Dari kegiatan tersebut diperoleh tabel sebagai berikut:
Ukuran Sepatu Kelas XII IPA 3
No.
Nama
Ukuran sepatu
1
Sintia
36
2
Lovita
37
3
Derina
36
4
Juna
40
5
Julio
42
6
Nuri
38
7
Lulu
38
8
Lusiana
39
9
Ari
39
10
Rina
37
11
Sari
36
12
Dwi
36
13
Raju
40
14
Tama
41
15
Putra
42
16
Murti
41
17
Nisa
36
18
Masya
38
19
Tami
37
20
Retno
39
21
Yanto
40
22
Tutik
37
23
Nur
39
24
Wari
36
25
Yayan
40
26
Nuhan
42
27
Fatimah
38
28
Dewi
38
29
Aini
36
30
Fitri
37
Tabel. 1 Data ukuran sepatu
Sumber: Pengamatan di dalam kelas
Setelah data disajiakan dalam tabel maka akan lebih mudah dalam menentukan ukuran sepatu dari siswa, sebagai contoh ukuran sepatu Aini adalah 36.
Data ukuran sepatu di kelas XII IPA 3 masih dapat dikatakan sebagai data yang sedikit sehingga dapat didaftar satu persatu, sedangkan jika data yang diperoleh sangat banyak maka cukup dengan menuliskan informasi yang dibutuhkan dalam kasus ini adalah ukuran sepatu dan jumlah dari setiap ukuran sepatu. Untuk lebih memahami cara membuat tabel dengan data yang cukup banyak dapat dilakukan kegiatan berikut.
a)      Lihatlah kembali data ukuran sepatu pada kegiatan sebelumnya.
b)      Catatlah ukuran sepatu yang ada dalam data tersebut beserta jumlahnya.
c)      Buatlah tabel yang terdiri dari 2 kolom dan beberapa baris (disesuaikan dengan banyaknya ukuran sepatu).
d)     Berilah judul di atas tabel untuk tabel tersebut.
e)      Pada kolom pertama baris pertama isilah dengan “ukuran sepatu”.
f)       Pada kolom kedua baris pertama isilah dengan “frekuensi”
g)      Pada kolom ukuran sepatu isilah dengan ukuran sepatu yang ada dalam data secara urut.
h)      Pada kolom frekuensi isilah dengan jumlah banyaknya masing-masing ukuran sepatu.
Penyajian data pada kegiatan di atas disebut dengan tabel frekuensi,  yaitu tabel yang menyatakan banyaknya data dari setiap informasi. Pada data sebelumnya jika dibuat menjadi tabel frekuensi maka akan menjadi sebagai berikut.
Ukuran Sepatu Kelas XII IPA 3
Ukuran Sepatu
Frekuensi
36
7
37
5
38
5
39
4
40
4
41
2
42
3
Jumlah
30
Tabel. 2 Data ukuran sepatu dalam frekuensi
Sumber: Pengamatan di dalam kelas

Dari kegiatan di atas apakah yang disebut dengan tabel dan apa saja bagian-bagian dari tabel?
Tabel adalah kumpulan data yang disusun berdasarkan baris dan kolom. Baris dan kolom tersebut berfungsi untuk menunjukkan data yang terkait keduanya. Pertemuan antara baris dan kolom adalah data yang dimaksut. Bagian bagian dari tabel adalah:
a)      Judul tabel yang mewakili keseluruhan isi tabel, terletak di bagian atas tabel.
b)      Kolom tabel, yaitu urutan deret tabel yang memanjang dari kiri ke kanan dan memuat informasi secara vertikal (dari atas ke bawah).
c)      Baris tabel, yaitu urutan lajur tabel yang memanjang dari atas ke bawah dengan memuat informasi secara horizontal (dari kanan ke kiri).
d)     Sumber data atau informasi yang memuat asal informasi dalam tabel, terletak di bagian bawah tabel.

2)      Penyajian data dalam bentuk diagram
Dalam menyajikan data terdapat berbagai macam cara salah satunya yaitu menggunakan tabel yang telah kita bahas sebelumnya. Selain menggunakan tabel masih terdapat cara lain untuk menyajikan data yaitu menggunakan diagram. Penyajian data dengan diagram juga masih memiliki beberapa jenis yaitu diagram batang, diagram garis dan diagram lingkaran. Untuk mamahami cara penyajian data menggunakan berbagai macam diagram lakukanlah beberapa kegiatan berikut.
a)      Menyajikan data dalam bentuk diagram batang
Penyajian data menggunakan diagram batang memerlukan penggaris untuk menghitung skala dari diagram tersebut. Untuk lebih ikuti langkah-langkah berikut.
                                                i.        Siapkan alat-alat yang dibuthkan.
                                              ii.        Cermati kembali data ukuran sepatu pada kegiatan sebelumnya.
                                            iii.        Buatlah sumbu mendatar dan sumbu tegak yang saling berpotongan.
                                            iv.        Gunakan sumbu mendatar untuk menunjukkan kategori, dalam kegiatan ini adalah ukuran sepatu, kemudian berilah nama sumbu tersebut sesuai dengan kategorinya.
                                              v.        Gunakan sumbu tegak untuk menunjukkan frekuensi atau banyaknya data, kemudian berilah nama sumbu tersebut dengan “frekuensi”.
                                            vi.        Di atas sumbu mendatar dan tegak tersebut berilah judul untuk diagram batang pada kegiatan ini.
                                          vii.        Buatlah skala yang tepat dan konsisten untuk setiap sumbu mendatar maupun tegak.
                                        viii.        Perhatikan hubungan antara variabel ukuran sepatu dengan frekuensi masing-masing ukuran sepatu.
                                            ix.        Gambarlah batang-batang dengan tinggi sesuai dengan frekuensi masing-masing ukuran sepatu.
                                              x.        Cantumkan sumber data di bawah diagram.
Dari kegiatan tersebut kita telah membuat diagram batang berdasarkan data yang didapatkan sebelumnya, jika digambarkan maka hasilnya sebagi berikut.
Pada diagram batang tersebut kita dapatkan informasi:
                                                i.        Banyak siswa yang memakai sepatu ukuran 36 adalah 7 anak
                                              ii.        Banyak siswa yang memakai sepatu ukuran 37 adalah 5 anak
                                            iii.        Banyak siswa yang memakai sepatu ukuran 38 adalah 5 anak
                                            iv.        Banyak siswa yang memakai sepatu ukuran 39 adalah 4  anak
                                              v.        Banyak siswa yang memakai sepatu ukuran 40 adalah 4 anak
                                            vi.        Banyak siswa yang memakai sepatu ukuran 41 adalah 2 anak
                                          vii.        Banyak siswa yang memakai sepatu ukuran 42 adalah 3 anak

b)      Menyajikan data dalam bentuk diagram garis
Seperti halnya dengan penyajian dalam mengguakan diagram batang pada penyajian data dengan bentuk diagram garis juga memerlukan penggaris untuk menghitung skala dari diagram tersebut. Untuk membuat diagram garis lakukan kegiatan berikut.
                                                     i.    Siapkan alat-alat yang dibuthkan.
                                                   ii.    Cermati kembali data ukuran sepatu pada kegiatan sebelumnya.
                                                 iii.    Buatlah sumbu mendatar dan sumbu tegak yang saling berpotongan.
                                                 iv.    Gunakan sumbu mendatar untuk menunjukkan kategori, dalam kegiatan ini adalah ukuran sepatu, kemudian berilah nama sumbu tersebut sesuai dengan kategorinya.
                                                   v.    Gunakan sumbu tegak untuk menunjukkan frekuensi atau banyaknya data, kemudian berilah nama sumbu tersebut dengan “frekuensi”.
                                                 vi.    Di atas sumbu mendatar dan tegak tersebut berilah judul untuk diagram garis pada kegiatan ini.
                                               vii.    Buatlah skala yang tepat dan konsisten untuk setiap sumbu mendatar maupun tegak.
                                             viii.    Perhatikan hubungan antara variabel ukuran sepatu dengan frekuensi masing-masing ukuran sepatu.
                                                 ix.    Buatlah titik-titik pertemuan antara kategori dengan frekuensi masing-masing ukuran sepatu.
                                                   x.    Hubungkan titik-titik terebut sehingga membentuk garis.
                                                 xi.    Cantumkan sumber data di bawah diagram.

Dari kegiatan tersebut kita telah membuat diagram garis berdasarkan data yang didapatkan sebelumnya, jika digambarkan maka hasilnya sebagi berikut.

c)      Menyajikan data dalam bentuk diagram lingkaran
Penyajian data menggunakan diagram lingkaran memerlukan penggaris, jangka dan busur deerajat untuk menghitung skala dari diagram tersebut. Untuk lebih jelasnya ikuti langkah-langkah berikut.
                                                     i.    Siapkan alat-alat yang dibuthkan.
                                                   ii.    Cermati kembali data ukuran sepatu pada kegiatan sebelumnya.
                                                 iii.    Buatlah lingkaran menggunakan jangka sebagai diagram.
                                                 iv.    Di atas lingkaran berilah judul untuk diagram lingkaran pada kegiatan ini.
                                                   v.    Buatlah sudut pusat dari setiap kategori berdasarkan frekuensi data yang ada, sehigga lingkaran tersebut aka terbagi menjadi juring-juring.
                                                 vi.    Untuk menentukan besar sudut pusat masing-masing juring dapat menggunakan sudut penuh satu lingkaran yang dikalikan dengan jumlah data dan dibagi dengan total data.
                                               vii.    Setelah menentukan besar sudut setiap juring, selanjutnya buatlah juring-juring tersebut menggunakan busur derajat dan penggais.
                                             viii.    Berilah keterangan untuk setiap juring tersebut.
                                                 ix.    Cantumkan sumber data di bawah diagram.
Dari kegiatan tersebut kita telah membuat diagram lingkaran berdasarkan data yang didapatkan sebelumnya, dan jika dihitung menggunakan rumus maka besar sudut pusat setiap kategori adalah sebagai berikut.
 




































Sedangkan jika digambar dalam diagram lingkaran maka hasilnya seperti berikut:

Setelah melakukan kegiatan di atas apakah yang dimaksut dengan diagram lingkaran? Bagaimana rumus menentukan besar sudut pusat setiap kategori?
Diagram lingkaran adalah diagram yang menggunakan lingkaran sebagai objek penempatan informasi yang terbagi menjadi beberapa juring untuk menunjukkan banyaknya data. Daerah lingkaran menggambarkan data seluruhnya, sedangkan bagian dari data digambarkan dengan menggunakan juring atau sektor. Besar sudut pusat setiap juring harus sebanding dengan besar nilai data yang disajikan. Dengan demikian, sebelum membuat diagram lingkaran, terlebih dulu harus dihitung sudut pusat dari tiap juring dengan menggunakan rumus

 

Perhatikan gambar berikut!

 Pernahkah kalian menerima hasil ujian dari guru kalian? Pernah jugakah kalian menerima data nilai kelulusan satu angkatan? Tentunya kalian semua pernah mengalami hal itu, jika kita perhatikan dalam lembaran-lembaran nilai tersebut pasti akan ada nilai rata-rata, nilai tertinggi dan nilai terendah. Kemudian jika kalian amati tiap-tiap nilai maka akan kalian temukan beberapa nilai yang sama dan ada juga nilai yang bervariasi mulai dari yang terendah hingga yang tertinggi. Berbicara mengenai nilai hasil ujian dan pengolahannya seperti rata-rata median dan modus erat kaitannya dengan materi statistika yaitu ukuran pemusatan data yang nantinya akan dibahas lebih lanjut.
a.       Rata-rata
Istilah “rata-rata sudah tidak asing lagi di telinga kita. Sering kali kita mendengar kalimat “ Penduduk kota Yogyakarta rata-rata sopan dan ramah tamah”. Sebenarnya apa maksut dari kata rata-rata dan kaitannya dengan statistika? Untuk lebih jelasnya lakukan kegiatan berikut ini.
1)      Amati kembali data ukuran sepatu pada kegiatan sebelumnya yang disajikan dalam tabel frekuensi.
2)      Jumlahkan seluruh bilangan yang menyatakan ukuran sepatu pada tabel tersebut.
3)      Catatlah hasil penjumlahannya.
4)      Hitunglah banyaknya siswa pada kelas tersebut.
5)      Jika jumlah siswa dalam tabel menyatakan banyaknya data, berapakah banyaknya data tersebut?
6)      Jika bilangan yang menunjukkan ukuran sepatu tiap-tiap teman di dalam tabel merupakan nilai tiap-tiap data, berapakah jumlah seluruh nilai data tersebut?
7)      Bagilah jumlah seluruh nilai data dengan jumlah data. Berapakah hasil dari pembagian tersebut?
8)      Jika hasil dari pembagian jumlah nilai data dengan banyaknya data disebut sebagai rata-rata maka, bagaimana rumus umum untuk mendapatkan nilai rata-rata tersebut?

Dari kegiatan yang telah lakukan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata adalah salah satu ukuran pemusatan data yang diperoleh dari jumlah seluruh datum dibagi dengan banyaknya datum. Rata-rata disebut juga sebagai mean dan disimbolkan dengan (dibaca x bar). Misalkan data tersaji x1, x2, x3, ..., xn:  maka rata-ratanya dapat dicari dengan:
 
b.       Modus
Kita sering mendengar, misalnya, dalam berita-berita kriminalitas: “modus pembunuhan itu adalah balas dendam”, “modus pencurian itu dengan menggunakan orang dalam”, dan sebagainya. Kata “modus” dalam berita dunia kriminalitas ini semakna dengan pengertian modus dalam matematika. Sebagai contoh pada kasus kedua, artinya bahwa cara yang paling sering dipergunakan sang pencuri dalam melakukan aksi kejahatan pencuriannya adalah dengan menggunakan jasa orang yang bekerja, yang berdiam, atau yang memiliki hubungan dengan rumah atau kantor yang menjadi tempat pencurian. Dari uraian di atas, untuk menyatakan kecenderungan yang paling banyak atau sering terjadi digunakan istilah modus tau mode. Misalnya kita mendengar bahwa umumnya kecelakaan lalu lintas terjadi karena kecerobohan pengemudi. Berarti modus penyebab kecelakaan lalu lintas adalah kecerobohan pengemudi.
Untuk mempelajari tentang konsep data yang sering muncul (modus), lakukanlah kegiatan yang masih berkaitan dengan data sebelumnya dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1)      Amati kembali data ukuran sepatu siswa kelas XII IPA 3.
2)      Dari data tersebut perhatikan pada kolom frekuensi.
3)      Berapakah frekuensi yang paling tinggi?
4)      Jika frekuensi yang paling tinggi tersebut menyatakan modus maka berapakah modus dari data ukuran sepatu siswa kelas XII IPA 3?
5)      Lalu bagaimana cara menentukan modus dari suatu data?
Dari kegiatan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa modus adalah datum yang sering muncul, atau datum yang frekuensinya paling banyak. Tetapi karena pengertian (definisi) modus untuk satu anggota data maka untuk kasus terdapat lebih dari dua anggota data dengan frekuensi terbesar kita katakan data tersebut sebagai data bimodus (data dengan dua modus). Dalam kasus lain, bisa pula terjadi ada tiga anggota data sebagai modus dalam sebuah data. Data dengan tiga modus disebut dengan trimodus,  kemudian data yang memiliki modus lebih dari 3 disebu sebagai polimodal. Namun ada juga data yang tidak memiliki modus karena semua frekuensi dari data tersebut sama. Jadi secara singkat dapat dituliskan:
Modus = nilai yang paling banyak atau sering muncul.
Atau
Modus = nilai yang frekuensinya tinggi.

c.       Median
Perhatikan gambar berikut!

Sebatang penggaris dengan panjang 30 cm tentunya telah memiliki urutan angka yang rapi yaitu dari nol hingga 30. Jika kita pegang kedua ujung penggaris dan kita jalankan kedua tangan kita menuju suatu titik dengan kecepatan yang sama, maka kedua tangan kita akan bertemu pada suatu titik. Dalam hal ini tangan kita akan bertemu pada angka 15, angka 15 di sini di sebut sebagai titik tengah, dalam suatu data titik tengah disebut sebagai nilai tengah atau median.
Untuk mempelajari tentang konsep nilai tengah (median), dapat menggunakan kegiatan sebagai berikut.
1)      Amati kembali data ukuran sepatu pada kegiatan sebelumnya.
2)      Dari data tersebut urutkan data dari yang terkecil ke yang terbesar kemudian ditambah satu data yaitu ukuran sepatu 42.
3)      Carilah data yang terdapat pada posisi paling tengah dari data ukuran sepatu setelah ditambah satu ukuran.
4)      Pada datum ke berapakah posisi tengah tersebut?
5)      Carilah posisi paling tengah jika data ukuran sepatu tidak ditambah satu data.
6)      Jika hasilnya ada dua titik tengah maka jumlahkanlah kedua titik tengah tersebut dan bagilah dua.
7)      Berapakah nilai yang didapatkan setelah menyelesaikan langkah f pada kegiatan di atas?
8)      Jika bilangan yang kalian simpulkan pada langkah 4) dan 7) di atas disebut dengan median dari data ukuran sepatu, bagaimana rumus umum untuk mendapatkan nilai tengah tersebut?

Dari kegiatan yang telah lakukan di atas, maka dapat disimpulkan median adalah nilai tengah suatu data setelah diurutkan. Cara menentukan median adalah dengan langkah mengurutkan data dari datum terkecil ke datum terbesar. Rumus menentukan median jika banyaknya data ganjil adalah:
a.       Jangkauan
Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas mengenai data, dalam suatu data tentunya ada datum terbesar dan datum terkecil atau biasa disebut sebagai nilai terendah dan nilai tertinggi. Jika datum terbesar dikurangi datum tertinggi menghasilkan suatu nilai baru, disebut apakah nilai tersebut. Selisih antara datum terbesar dan datum terkecil disebut sebagai jangkauan. Jangkauan dirumuskan sebagai berikut:
Jangkauan = datum terbesar-datum terkecil

b.      Kuartil, jangkauan interkuartil, dan simpangan kuartil
Pada bagian ukuran pemusatan data telah dibahas mengenai median, yaitu membagi data terurut menjadi dua kelompok yang sama banyak. Bagaimana jika dua kelompok data yang sama banyak dari median dibagi kembali? Ada  berapa bagiankah setelah dua kelompok dari median dibagi kembali? Jika suatu data telah diketahui mediannya dan dibagi kembali menjadi dua kelompok yang sama banyak, maka akan diperoleh empat kelompok data yang sama banyak atau setiap kelompok terdiri dari ¼ data. Ukuran yang membagi data menjadi empat bagian yang sama banyak disebut sebagai kuartil.
Kuartil membagi data menjadi 4 bagian yang sama, sehingga kuartil memiliki beberapa jenis yaitu, kuartil pertama atau kuartil bawah, kuartil kedua atau kuartil tengah, dan kuartil ketiga atau kuartil atas. Secara berturut-turut kuartil tersebut disimbolkan dengan notasi Q1, Q2, Q3.untuk lebih jelasnya amati gambar berikut:




Dari gambar di atas tampak bahwa banyak datum kelompok 1 = banyak datum kelompok 2 = banyak datum kelompok 3 = banyak datum kelompok 4.
Untuk menentukan nilai kuartil langkah-langkah yang harus dilakukan adalah mengurutkan data, kemudian tentukan median dari data tersebut. Nilai median tersebut disebut sebagai kuartil kedua. Kemudian tentukan kuartil bawah dengan membagi data dibawah  kuartil ke dua menjadi dua bagian sama banyak. Dengan cara yang sama tentukan kuartil atas dengan yaitu dengan membagi data di atas median menjadi bua bagian sama banyak.
Untuk menentukan kuartil daat digunakan rumus:
Jika kuartil atas dikurangi dengan kuartil bawah maka akan menghasilkan suatu nilai data baru yang disebut sebagai jangkauan kuartil dan dinotasikan dengan QR maka
QR = Q3 – Q1
Simpangan kuartil adalah setengah dari jangkauan interkuartil atau biasa disebut sebagai jangkauan semi interkuartil. simpangan kuartil dinotasikan dengan Qd jadi
Qd = ½ QR atau Qd  = ½ (Q3 – Q1)


B.     Peluang

Peta konsep





Perhatikan gambar berikut!


Pernahkah kalian menonton sepak bola? Pernahkah juga kalian menemukan suatu pertandingan sepak bola yang berakhir pada skor sama sehingga harus dilakukan adu penalti? Taukan anda berapa kesempatan menendang bola setiap kesebelasan pada saat adu penalti? Adakah kemungkinan bahwa diantara beberapa tendangan tersebut tidak gol? Berapa peluang setiap tim kesebelasan menang dalam adu penalti tersebut? Berbagai pertanyaan dalam ilustrasi di atas merupakan salah satu kejadian meng mengandung peluang dalam kehidupan sehari-hari. Selain kasus tersebut masih banyak lagi kejadian yang berkaitan dengan peluang. Selain itu dalam kehidupan sehari-hari kita dihadapkan dalam beberapa kemungkinan kejadian, dimana kita harus memilih. Berbicara mengenai pilihan, kejadian dan peluang akan dibahas lebih lanjut pada materi ini.

Jika kita melempar undi mata uang logam maka permukaan mata uang yang akan nampak muncul tidak dapat ditentukan sebelumnya. Jadi, munculnya salah satu permukaan mata uang yang diharapkan masih merupakan suatu kemungkinan. Demikian juga jika kita melempar undi sebuah dadu, maka mata dadu berapa yang akan muncul tidak dapat ditentukan sebelumnya. Pada umumnya kejadian-kejadian yang akan datang tidak dapat dipastikan atau dengan istilah lain masih merupakan suatu kemungkinan. Perhatikan contoh pertanyaan berikut ini!
a.       Pak Ahmad selalu bersungguh-sungguh dan cermat dalam menyelesaikan pekerjaannya, maka ia memiliki kemungkinan untuk naik jabatan di bulan depan.
b.      Jika hari ini seorang pedagang memperoleh keuntungan besar di hari sabtu, mungkinkan pada hari minggu ia akan memperoleh keuntungan yang besar lagi?
c.       Jika kita mengikuti arisan, mungkinkan kita akan mendapat arisan yang pertama kali?
Dari contoh di atas, ternyata istilah kemungkinan atau peluang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, contoh-contoh maupun soal-soal pada teori peluang kebanyakan menggunakan alat-alat judi seperti dadu, kartu, dan lain-lain. Dari beberapa pernyataan di atas mengenai peluang siangkatnya peluang disebut juga sebagai probabilitas yaitu kemungkinan terjadinya suatu peristiwa atau kejadian. Sedangkan menurut wikipedia peluang adalah cara untuk mengungkapkan pengetahuan atau kepercayaan bahwa sustu kejadian akan berlaku atau telah terjadi.

2.      Ruang Sampel dan Titik Sampel
Perhatikan gambar berikut!

Tentunya kalian semua sudah mengetahui apa nama dari benda pada gambar di atas. Gambar di atas adalah sebuah dadu, jika sebuah dadu dilempar sebanyak satu kali, kemungkinan angka berapa sajakah yang akan muncul? Mungkinkah angka 1, 2,3 atau mungkin bahkan angka 7 atau 8. Dari pelemparan dadu ini kita akan lebih mudah memahami tentang titik sempel dan ruang sampel. Untuk lebih jelasnya lakukan kegiatan berikut.
a.       Siapkan satu buah uang logam.
b.      Bagilah tugas dengan teman sekelompok kalian yaitu sebagai pelempar koin , pengamat dan pencatat
c.       Lemparkan sebuah koin sebanyak 10 kali, amati dan catat hasil dari setiap pelemparan pada tabel di bawah ini, dengan ketentuan A untuk Angka dan G untuk Gambar
Pelemparan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Muncul










d.      Cocokkan hasil kegiatan kalian dengan kejadian di bawah ini jika ada centang mungkin dan jika tidak centang tidak mungkin
Angka                    mungkin                  tidak mungkin
Gambar                  mungkin                  tidak mungkin
Huruf                     mungkin                  tidak mungkin

Dari kegiatan di atas yang Angka atau Gambar disebut sebagai titik sampel sedangkan semua kemungkianan kejadian yang muncul disebut sebagai ruang sampel.
Untuk lebih memahami tentang titik sampel dan ruang sampel lakukan kegiatan berikut ini.
a.       Siapkan satu buah dadu.
b.      Bagilah tugas sebagai pelempar dadu , pengamat dan pencatat.
c.       Lemparkan dadu, amati dan catat angka yang muncul pada tabel di bawah ini.
d.      Lakukan pelemparan selama 6 kali.
Pelemparan
I
II
III
IV
V
VI
Muncul







e.       Cocokkan hasil kegiatan kalian dengan kejadian di bawah ini jika ada centang mungkin dan jika tidak centang tidak mungkin
1               mungkin                  tidak mungkin
2               mungkin                  tidak mungkin
3               mungkin                  tidak mungkin
4               mungkin                  tidak mungkin
5               mungkin                  tidak mungkin
6               mungkin                  tidak mungkin
7               mungkin                  tidak mungkin
8               mungkin                  tidak mungkin
9               mungkin                  tidak mungkin
f.       Dari percobaan di atas ada berapakah titik sampelnya ?

Dari dua kegiatan di atas dapatkah kalian menyimpulkan apa yang dimakdut dengan titik sampel dan ruang sampel?
Kesimpulan dari dua kegiatan di atas yaitu:
Titik sampel adalah suatu kejadian yang mungkin muncul dari suatu percobaan. Sedangkan ruang sampel adalah himpunan yang anggotanya semua kejadian yang mungkin muncul dalam suatu percobaan. Ruang sampel bisa dilambangkan dengan S. Pada kegiatan pelemparan dadu 1,2,3,4,5, atau 6 disebut sebagai titik sampel. Ruang sampelnya yaitu dituliskan sebagai S= {1,2,3,4,5,6}
Untuk menentukan titik sampel dan ruang sampel terdapat beberapa cara yaitu:
a.       Cara mendaftarkan
Biasanya digunakan pada suatu percobaan yang hanya dilakukan sekali (pelemparan sebuah dadu sebanyak satu kali, pengundian sekeping uang logam sebnayak satu kali, pengambilan acak sebuah kartu dari kartu satu set kartu)
Contoh: Tentukan ruang sampel dari pengundian sekeping uang logam sebanyak satu kali!
Jawab: S = {A,G}
b.      Cara tabel
Biasanya digunakan pada suatu percobaan yang dilakukan dua kali (pelemparan sebuah dadu sebanyak dua kali atau pelemparan dua buah dadu sebanyak satu kali, pelemparan sekeping uang logam sebanyak dua kali atau pelemparan dua uang logam sebanyak satu kali)
Contoh: Tentukan ruang sampel dari pelemparan sebuah dadu sebanyak dua kali!

1
2
3
4
5
6
1
(1,1)
(1,2)
(1,3)
(1,4)
(1,5)
(1,6)
2
(2,1)
(2,2)
(2,3)
(2,4)
(2,5)
(2,6)
3
(3,1)
(3,2)
(3,3)
(3,4)
(3,5)
(3,6)
4
(4,1)
(4,2)
(4,3)
(4,4)
(4,5)
(4,6)
5
(5,1)
(5,2)
(5,3)
(5,4)
(5,5)
(5,6)
6
(6,1)
(6,2)
(6,3)
(6,4)
(6,5)
(6,6)
S= {( 1,1), (1,2), (1,3),...,(6,4), (6,5),(6,6)}
Dari tabel diatas terlihat bahwa ada 36 titik sampel, artinya banyaknya anggota ruang sampel [ ditulis n(S)] adalah n(S)=36
c.       Diagram pohon
Biasanya digunakan pada suatu percobaan ynag dilakukan lebih dua kali (pelemparan sebuah dadu sebanyak tiga kali atau pelemparan tiga buah dadu sebanyak satu kali, pelemparan sekeping uang logam sebanyak tiga kali atau pelemparan tiga uang logam sebanyak satu kali)
Contoh: Tentukan ruang sampel dari pelemparan tiga keping uang logam sebanyak satu kali!
Jawab:




Perhatikan gambar berikut!

 
Pernahkah kalian melihat benda pada gambar di atas? Taukah kalian apa itu kartu remi (brigde)? Berpakah jumlah kartu remi? Pada seperangkat kartu remi terdapat 52 buah kartu yang terdiri atas 13 buah kartu merah bergambar hati (heart), 13 kartu merah bergambar wajik (diamond), 13 kartu hitam bergambar sekop (spade), dan 13 kartu hitam bergambar keriting (club).

Misalkan, sebuah kartu diambil secara acak dari seperangkat kartu remi tersebut. Andaikan kartu yang terambil bergambar skop, kejadian muncul kartu bergambar hati pada pengambilan tersebut dinamakan kejadian sederhana karena munculnya kartu bergambar hati pasti hitam. Berbeda jika kartu terambil berwarna hitam. Kejadian munculnya kartu berwarna hitam dinamakan kejadian bukan sederhana karena munculnya kartu berwarna hitam belum tentu bergambar skop, tetapi mungkin bergambar keriting.

4.      Frekuensi Relatif
Dari kejadian sederhana ini kita akan menghitung frekuensi relatif. Apa pengertian frekuensi relatif? Untuk lebih mudah memahami tentang frekuensi relatif silahkan simak ilustrasi berikut. Caca memiliki sebuah uang koin yang akan digunakan untuk melakukan percobaan statistika. Caca melempar uang koin sebanyak 50 kali, ternyata muncul sisi angka sebanyak 21 kali. 
Perbandingan banyak kejadian munculnya angka dan banyak pelemparan adalah . Nilai ini dinamakan frekuensi relatif munculnya angka.
Untuk lebih memahami tentang frekuensi relatif lakukanlah kegiatan berikut ini:
a.    Siapkan sebuah uang koin dan alat tulis.
b.    Lemparkan   koin sebanyak 5 kali, 10 kali, 15 kali, 20 kali 25 kali dan 30 kali.
c.    Catat banyak angka yang muncul.
d.   Tuliskan hasil munculnya angka yang diperoleh pada tabel dibawah ini.
Banyak lemparan
Banyak sisi angka yang muncul
Frekuensi relatif muncul sisi angka
5


10


15


20


25


30


e.       Amati tabel yang telah kalian lengkapi di atas!
f.       Apa yang dapat kalian simpulkan tentang frekuensi relatif munculnya sisi angka jika banyaknya lemparan semakin besar?
g.      Apa yang dapat kalian simpulkan tentang frekuensi relatif?

Jadi, frekuensi relatif adalah perbandingan banyaknya kejadian yang diamati dengan banyaknya percobaan.  Frekuensi relatif munculnya kejadian K disimbolkan  dengan fr.
5.      Kisaran nilai peluang
a.       Rumus peluang
Dalam pelemparan sebuah dadu hasil yang mungkin adalah munculnya muka dadu bernomor 1, 2, 3, 4, 5, atau 6, sehingga ruang sampelnya adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}.
Peluang munculnya setiap titik sampel dalam ruang sampel adalah sama yaitu . Untuk lebih memahami dalam menentukan rumus peluang lakukanlah kegiatan berikut.
1)      Siapkan dua buah uang logam dan alat tulis
2)      Lemparkan dua buah uang logam yang secara bersamaan, kemudian isilah tabel di bawah ini!
Titik sampel pada pelemparan 2 uang logam secara bersama
GG
GA
AG
AA
Banyaknya setiap titik sampel




                  Keterangan: G = Gambar, A = Angka
3)      Dari pelemparan dua buah uang logam secara bersama, mungkin muncul GG saja, atau GA saja, atau AG saja, atau AA
4)      Jika pelemparan dua buah uang logam secara bersama, maka peluang GG yang muncul adalah . Maksudnya yaitu banyaknya titik sampel GG adalah 1 dari jumlah seluruh titik sampel pada ruang sampel di pelemparan dua buah uang logam secara bersama adalah 4 yaitu GG, GA, AG, AA.
5)      Jika pelemparan dua buah uang logam secara bersama, maka berapakah peluang AG yang muncul?
6)      Jika pelemparan dua buah uang logam secara bersama, maka berapakah peluang GA yang muncul?
7)      Jika pelemparan dua buah uang logam secara bersama, maka berapakah peluang AA yang muncul?
8)      Bagaimana rumus menentukan peluang suatu kejadian?

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa:
Titik sampel
GG
AG
GA
AA
Peluang setiap titik sampel
¼
¼
¼
¼

Jika setiap anggota ruang sampel S memiliki peluang muncul yang sama maka peluang kejadian K yang memiliki anggota sebanyak n(K) didefinisikan sebagai berikut.
 

b.      Nilai peluang
Dalam suatu kejadian tentunya ada suatu perkataan pasti terjadi, mungkin terjadi, atau bahkan tidak terjadi. Hal seperti ini berkaitan dengan nilai peluang suatu kejadian yang dijabarkan sebagai berikut:
1)      Peluang suatu kejadian nilainya berkisar 0 sampai dengan 1 atau secara matematis
2)      Peluang suatu kejadian yang tidak mungkin terjadi, nilainya 0 atau P(K) = 0 .
3)      Peluang kejadian yang pasti terjadi nilainya 1 atau P(K) = 1

6.      Frekuensi harapan
Sebuah mata uang logam dilempar sebanyak 100 kali. Dalam sekali pelemparan, peluang munculnya sisi angka adalah ½ .
Dari pelemparan uang logam sebanyak 100 kali, dapat diharapkan munculnya sisi angka sebanyak 50 kali. Namun tidak mengherankan apabila dalam percobaan itu ternyata muncul sisi angka sebanyak 44, 49, 52 atau 55 kali. Akan tetapi akan mengherankan jika munculnya sisi angka hanya 4 atau 5 kali. Harapan munculnya sisi angka sebanyak 50 kali dari 100 kali pelemparan uang logam disebut sebagai frekuensi harapan.
Frekuensi harapan (FH) dari suatu kejadian adalah harapan banyaknya muncul suatu kejadian yang diamati dari sejumlah percobaan yang dilakukan.
 
  FH= frekuensi harapan
                                P(K)= peluang kejadian K
                                N = banyaknya percobaan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lembar Kegiatan Siswa Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

RPP Sistem Persamaan Dua Variabel